AL-HIKAM : Hikmah 2 (Keinginan Untuk Maqom Tajrid)


Kitab AL - HIKAM merupakan kitab sebuah karya dari Syekh Ibnu Atha'illah as-Sakandari atau dengan nama panjang / Naman lengkapnya adalah Taj al-Din Abu'l Fadl Ahmad ibn Muhammad ibn 'Abd al-Karim ibn Atha 'illah al-Iskandari al-Syadzili adalah tokoh Tarekat Syadziliyah. Ia lahir di Iskandariah (Mesir) pada 648 H/1250 M, dan meninggal di Kairo pada 1309 M. Julukan Al-Iskandari atau As-Sakandari merujuk kota kelahirannya .

Kunjungi Nomor Hikmat Lainnya

NoNomor Hikmat
View
1
Al - Hikam Bagian 1
2
Al - Hikam Bagian 2
3
Al - Hikam Bagian 3
4
Al - Hikam Bagian 4
5
Al - Hikam Bagian 5
6
Al - Hikam Bagian 6
7
Al - Hikam Bagian 7
8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

































AL - Hikam 'Al-Ata'iyyah
Al-Hikam Nomor 1
Bacaan Arab, Terjemahan & Makna
Al-Hikam Nomor Hikmah Jilid 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 
"Bismillahirrahmanirrahim"
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" 


َإِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِوَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِالْعَـلِـيـَّةِ  
Artinya :
"
Keinginanmu untuk melakukan at-tajrÏd (penanggalan, yakni meninggalkan usaha-usaha mencari rezeki) sedangkan AllÁh mendirikanmu di dalam al-asbÁb (sebab-musabab, yakni melakukan usaha-usaha mencari rezeki) adalah termasuk ke dalam syahwat yang tersembunyi.
Dan keinginanmu untuk [berkecimpung di dalam] al-asbÁb sedangkan AllÁh mendirikanmu di dalam at-tajrÏd pula adalah satu penurunan daripada himmah (aspirasi) yang tinggi."

Makna & Tafsir :
Keinginan untuk tajrid (melulu beribadat, tanpa berusaha dunia), padahal Allah masih menempatkan engkau pada golongan orang-orang yang harus berusaha (kasab) untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari, maka keinginanmu itu termasuk syahwat hawa nafsu yang samar (halus). Sebaliknya keinginanmu untuk berusaha kasab, padahal Allah telah menempatkan dirimu pada golongan orang yang melulu beribadat tanpa kasab, maka keinginan yang demikian berarti menurun dari semangat dan tingkat yang tinggi.
Sebab kewajiban seorang hamba, menyerah kepada apa yang dipilihkannya oleh majikannya. Lebih-lebih apabila majikannya itu adalah Tuhan Allah yang mengetahui benar-benar apa yang menguntungkan baginya dan yang menyusahkannya. Dan tanda bahwa Allah menempatkan dirimu dalam golongan orang yang harus berusaha kasab, apabila terasa ringan bagimu, sehingga tidak menyebabkan tertinggalnya sesuatu kewajiban dalam agamamu, juga menyebabkan kau tidak tamak (rakus) terhadap hak orang lain.
Dan tanda bahwa Allah telah mendudukkan dirimu dalam golongan hamba yang tidak berusaha kasab: Apabila Tuhan memudahkan bagimu kebutuhan hidup dari jalan yang tidak disangka, kemudian jiwamu tetap tenang ketika terjadi kekurangan, karena tetap ingat dan bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban.
Syaithan sebagai musuh manusia, tidak suka bila melihat manusia itu tenang, maka ia datang membisikkan kepada manusia, supaya tidak puas terhadap apa yang telah diberikan Allah kepadanya, dan selalu membayangkan kepadanya kesenangan, kemewahan, ketenangan lain orang untuk membangkitkan sifat tamak (rakus), iri hati tehadap apa yang bukan bagiannya, sehingga apabila ia telah melepaskan apa yang ia telah tenang, tenteram itu untuk menurutkan sifat tamak rakusnya gagal amal perbuatannya dan kecewa. Firman  Allah yang menunjukkan bagaimana tipu daya syaithan terhadap bapak Adam dan Hawa as. :
 
 مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ ٱلْخَٰلِدِينَ 
 
"mā nahākumā rabbukumā ‘an hāżihisy-syajarati illā an takụnā malakaini au takụnā minal-khālidīn."
 
Artinya :
"syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak mencapai kedudukan malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”.”. (QS. Al-A'raf :20)
 
Firman Allah lainnya :

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ ٱلشَّيْطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ  
"fa waswasa ilaihisy-syaiṭānu qāla yā ādamu hal adulluka ‘alā syajaratil-khuldi wa mulkil lā yablā"
 
Artinya :
"Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (sesuatu yang dapat mengekalkan) dan kerajaan (kekayaan) yang tidak akan binasa?” (QS. Thoha : 120)
 
Seorang berkata : Berapa kali saya telah meninggalkan usaha kasab tetapi terpaksa kembali berkasab, sehingga akhirnya akulah yang ditinggalkan oleh kasab itu, maka tiadalah aku kembali kepadanya.
Seorang murid merasa, bahwa untuk sampai kepada Allah dan masuk dalam barisan para wali dengan sibuk pada ilmu dhahir dan bergaul dengan sesama manusia agak jauh dan tak mungkin lalu ia pergi menghadap gurunya, tiba-tiba belum sempat ia bertanya, guru bercerita : Ada seorang terkemuka dalam ilmu dhahir, ketika ia dapat merasakan sedikit dari perjalanan ini, ia datang kepadaku dan berkata : Aku akan meninggalkan kebiasanku untuk mengikuti perjalananmu.
Jawab : Bukan itu yang harus kamu lakukan, tetapi tetaplah dalam kedudukanmu, sedang apa yang akan diberikan Allah kepadamu pasti sampai (tercapai) kepadamu.
 



 
---===----